Perjalanan Tujuh Tingkat Kesadaran Jiwa
Jiwa manusia berubah untuk mencari jati dirinya
1. Pemurnian Budi
Kesadaran jiwa manusia adalah sangat penting, kerena dengan kesadaran akan membawa dampak positif terhadap jiwa itu sendiri. Pada dasarnya manusia ini merindukan sebuah ketenangan jiwa ketentraman perasaan dan keindahan hidup, meskipun setiap orang itu tidak sama dalam mencintai ataupun menyenangi setiap perkara di dunia ini. Hidup penuh makna merupakan dambaan setiap individu.
2. Pemurnian Rasa
Jiwa selalu berada dalam hubungan dengan yang lainnya. Dalam hubungan itulah jiwa mengalami sisi terang dan bayang-bayangnya, antara mimpi dan kenyataan, antara dendam dan pengampunan, antara cinta dan kehilangan. Semua yang dirasakan jiwa sebagai letupan-letupan rasa hanyalah sebagian dari dirinya. Jiwa lebih besar dari perasaannya.
3. Pemurnian Hati
Hati yang bersih laksana cermin yang dibersihkan dari debu dan noda. Jika hati kita bersih maka hati dapat menembus dan memantulkan cahaya ilahi yang murni kedalam kesadaran jiwa kita akan keagungganNya, kehadiranNya. Mukasyafah dan Ma`rifatullah ialah berada dalam hati yang murni.
4. Keheningan Jiwa
Hening berarti kosong. Kosong berarti penuh makna. Kita merangkai jeruji dan meyebutnya roda, tetapi maknanya ditentukan di ruang kosong tempat dia bergerak.Kita membentuk tanah liat menjadi periuk, mangkok dan gelas, akan tetapi maknanya ditemukan dalam kekosongan ruang yang tercipta. Kita melubang tembok Dan menyebutnya pintu atau jendela. Dan di lubang itulah maknanya ditemukan. Jiwa menjadi bening ketika melepaskan egonya dan membiarkan hidupnya diarahkan oleh hakikat makna sejati yaitu Allah S.W.T,.
5. Kebebasan Batin
Kemerdekaan batin tercapai ketika jiwa mampu berkata: “Aku bebas dari rasa dendam, penderitaan, Kemarahan, dan rasa bersalah. Aku bebas dari rasa diriku adalah yang terpenting. Aku bebas dari rasa mengasihani diri. Aku bisa menertawakan diriku sendiri. Aku melihat kejenakaan kehidupan.
6. Pengorbanan Diri – Kedamaian Sejati
Pengorbanan diri karena cinta adalah jalan jiwa untuk menemukan kedamaian sejati. Jiwa tidak akan kehilangan apa-apa akan tetapi Justru akan mulai melihat kehadiran Allah dalam segala sesuatu. Jiwa menari dengan irama alam semesta. Dia tidak lagi berada di dalam dunia. Dunia yang berada dalam dirinya. Dalam hal kesadaran ini salah satu ulama sufi menyebutkan Fana’ dan baqa’.
7. Pencerahan
Inilah tingkat tertinggi dari kesadaran jiwa ketika jiwa bersatu dengan Yang Ilahi. Ketika mata jiwa dibuka dan menemukan bahwa dirinya mengatasi kehidupan, maut dan kematian, karena dirinya adalah roh murni, dari awal dan akan senantiasa demikian.
Pada tahap tertinggi jiwa manusia dia akan menemukan bahwa dalam setiap kegagalan sudah tersimpan keberhasilan, dalam setiap dosa sudah terkandung rahmat, dalam setiap derita sudah terpancar kemuliaan.
Tulisan yang tidak punya sandaran...
BalasHapusBahasannya terlalu lepas...
Dari perspektif apa dirangkumnya 7 kesadaran diatas?
Referensinya harus jelas!